PENGARUH RENDAHNYA KUALITAS LABORATORIUM TERHADAP PRESTASI SISWA KELAS XII MIPA 1 SMAN 1 KEDUNGWUNI


PENGARUH RENDAHNYA KUALITAS LABORATORIUM TERHADAP PRESTASI SISWA KELAS XII MIPA 1 SMAN 1 KEDUNGWUNI
MAKALAH

Disusun Guna Memenuhi Tugas
Mata Kuliah             : Ilmu pendidikan
Dosen Pengampu     : Mohammad Khasani, M.Pd




oleh:
Ilma Marsydah                      (2317018 )



KELAS D
JURUSAN PGMI
FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN)
PEKALONGAN
2018


Alhamdullilah, puji syukur kehadirat Allah SWT atas limpahan rahmat dan anugrah dari-Nya kami dapat menyelesaikan makalah tentang “Pengaruh rendahnya kualitas laboratorium terhadap prestasi siswa kelas XII MIPA 1 SMAN 1 Kedungwuni” ini. Sholawat dan salam semoga senantiasa tercurahkan kepada junjungan besar kita, Nabi Muhammad SAW yang telah menunjukkan kepada kita semua jalan yang lurus berupa ajaran agama islam yang sempurna dan menjadi anugrah terbesar bagi seluruh alam semesta.
Penulis sangat bersyukur karena dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Pengaruh rendahnya kualitas laboratorium terhadap prestasi siswa kelas XII MIPA 1 SMAN 1 Kedungwuni” dengan tepat waktu walaupun banyak halangan dan rintangan yang dilalui. Disamping itu, kami mengucapkan banyak terimakasih kepada semua pihak yang telah membantu kami selama pembuatan makalan ini berlangsung sehingga dapat terealisasikanlah makalah ini.
Makalah ini tentu tidak terlepas dari kekurangan dan kesalahan. Oleh karena itu, penulis dengan senang hati menerima saran dan kritik konstruktif dari pembaca guna penyempurnaan penulisan makalah ini. Akhirnya, semoga makalah ini menambah khasanah keilmuan dan bermanfaat bagi mahasiswa. Amin yaa robbal ‘alamin.

Pekalongan, 8 Mei 2018

Penulis



DAFTAR ISI


KATA PENGANTAR..............................................................................      i
DAFTAR ISI..............................................................................................      ii

BABI       PENDAHULUAN.....................................................................      1
A.    Latar Belakang Masalah........................................................      1
B.     Rumusan Masalah..................................................................      2
C.     Tujuan Masalah......................................................................      2
D.    Metode Pemecahan Masalah.................................................      2
E.     Sistematika Penulisan Makalah.............................................      3

BAB II    PEMBAHASAN........................................................................      4
A.    Pendidikan ............................................................................      4
B.     Mutu Pendidikan ..................................................................      6
C.     Minat Belajar.........................................................................      7
D.    Penyebab Rendahnya Kualitas Laboratorium
SMAN 1 Kedungwuni..........................................................      9
E.     Dampak dari rendahnya kualitas laboratorium terhadap
prestasi siswa kelas XII MIPA 1 SMAN 1 Kedungwuni.....      11
F.      Cara meningkatkan kualitas laboratorium
SMAN 1 Kedungwuni..........................................................      11

BABIII    PENUTUP.................................................................................      13
A.    Simpulan................................................................................      13
B.     Saran-saran............................................................................      13

DAFTAR PUSTAKA...............................................................................      14

BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang Masalah

     Memasuki abad ke-21 dunia pendidikan di Indonesia menjadi heboh. Kehebohan tersebut bukan disebabkan oleh kehebatan mutu pendidikan nasional tetapi lebih banyak disebabkan karena kesadaran akan bahaya keterbelakangan pendidikan di Indonesia.
     Perasan ini disebabkan karena beberapa hal yang mendasar. Salah satunya adalah memasuki abad ke-21 gelombang globalisasi dirasakan kuat dan terbuka. Kemajaun teknologi dan perubahan yang terjadi memberikan kesadaran baru bahwa Indonesia tidak lagi berdiri sendiri. Indonesia berada di tengah-tengah dunia yang baru, dunia terbuka sehingga orang bebas membandingkan kehidupan dengan negara lain.
     Yang kita rasakan sekarang adalah ketertinggalan di dalam mutu dan kualitas pendidikan, baik pendidikan secara formal, informal, maupun non formal. Dimana mutu dan kualitas tersebut belum sesuai dengan standarisasi internasional dalam bidang pendidikan.
     Dengan kata lain masih rendahnya tingkat kesadaran akan pentingnya mutu dan kualitas pendidikan di Indonesia. Penyebab rendahnya mutu dan kualitas pendidikan di Indonesia antara lain adalah masalah efektiiitas, efisiensi, dan standardisasi pengajaran dan sistem pendidikan itu sendiri.
     Disamping banyaknya predikat atau juara yang telah di dapatnya tapi masih ada kekurangan yang dimiliki SMAN 1 Kedungwuni.Adapun masalah lain yang menjadi fokus perhatian dunia pendidikan di SMAN 1 Kedungwuni adalah masih rendahnya kualitas laboratorium yang menjadi penyebab terhambatnya proses pembelajaran.
Dari permasalahan tersebut, penulis tertarik untuk mengangkat judul Pengaruh rendahnya kualitas laboratorium terhadap prestasi siswa kelas XII MIPA 1 SMAN 1 Kedungwuni”.

B.     Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang tersebut perlu kiranya merumuskan masalah sebagai pijakan untuk terfokusnya kajian makalah ini. Adapun rumusan masalahnya sebagai berikut.
2.      Apa yang dimaksud dengan mutu pendidikan?
3.      Apa yang dimaksud dengan minat belajar ?
4.      Apa yang menyebabkan rendahnya kualitas laboratorium SMAN 1 Kedungwuni ?
5.      Apa dampak dari rendahnya kualitas laboratorium terhadap prestasi siswa kelas XII MIPA 1 SMAN 1 Kedungwuni ?
6.      Bagaimana cara meningkatkan kualitas laboratorium SMAN 1 Kedungwuni ?

C.    Tujuan masalah
      Berdasarkan pokok permasalahan di atas, maka tujuan yang ingin di capai antara lain :
1.         Untuk mengetahui pengertian pendidikan
2.         Untuk lebih mengetahui tentang mutu pendidikan
3.         Untuk mengetahui minat belajar
4.         Untuk mengetahui penyebab rendahnya kualitas laboratorium SMAN 1 Kedungwuni
5.         Untuk mengetahui dampak dari rendahnya kualitas laboratorium terhadap prestasi siswa kelas XII MIPA 1 SMAN 1 Kedungwuni
6.         Untuk mengetahui cara meningkatkan kualitas laboratorium SMAN 1 Kedungwuni

D.    Metode Pemecahan Masalah
Metode pemecahan masalah yang dilakukan melalui studi literatur/metode kajian pustaka, yaitu dengan menggunakan beberapa referensi buku atau dari referensi lainnya yang merujuk pada permasalahan yang dibahas. Langkah-langkah pemecahan masalahnya dimulai dengan menentukan masalah yang akan dibahas dengan melakukan perumusan masalah, melakukan langkah-langkah pengkajian masalah, penentuan tujuan dan sasaran, perumusan jawaban permasalahan dari berbagai sumber, dan penyintesisan serta pengorganisasian jawaban permasalahan.

E.     Sistematika Penulisan Makalah

Makalah ini ditulis dalam tiga bagian, meliputi: Bab I, bagian pendahuluan yang terdiri dari: latar belakang masalah, perumusan masalah, metode pemecahan masalah, dan sistematika pnulisan makalah; Bab II, adalah pembahasan; Bab III, bagian penutup yang terdiri dari simpulan dan saran-saran.



















BAB II
PEMBAHASAN

A.    Pendidikan

1.      Pengertian pendidikan
            W.J.S Poerwadarminta menjelaskan secara linguistis, sebagai kata benda, pendidikan berarti proses perubahan sikap dan tingkah laku seseorang atau kelompok orang dalam usaha mendewasakan manusia melalui upaya pengajaran dan latihan.[1]
            Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta ketrampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.
            Pendidikan nasional adalah pendidikan yang berdasarkan pancasila dan UUD Negeri RI tahun 1945 yang berakar pada nilai-nilai agama, kebudayaan nasional Indonesia dan tanggap terhadap tuntutan perubahan zaman.[2]
2.      Landasan-landasan pendidikan
            Landasan-landasan pendidikan antara lain :
a.       Landasan religius pendidikan
      Landasan religius pendidikan, yaitu asumsi-asumsi yang bersumber dari religi atau agama yang menjadi titik tolak dalam rangka praktik pendidikan atau studi pendidikan.
      Landasan religius berpandangan bahwa agama merupakan landasan utama pendidikan. Semua aspek yang berhubungan dengan pendidikan ditujukan pada upaya melaksanakan perintah yang terdapat di dalam ajaran agama.
      Misalnya Islam, maka pendidikan Islam berbasis pada Al-Quran dan As-Sunnah. Pendidikan bertujuan menciptakan anak didik yang saleh, beriman, bertakwa, cerdas, berakhlak mulia, mandiri, dan bertanggung jawab. Pendidikan adalah salah satu bentuk ibadah kepada Allah SWT.
b.      Landasan filosofis pendidikan
      Landasan filosofis pendidikan, yaitu asumsi-asumsi yang bersumber dari filsafat yang menjadi titik tolak dalam pendidikan. Landasan filosofis merupakan landasan yang berkaitan dengan makna atau hakikat pendidikan.
3.      Ruang lingkup ilmu pendidikan
            Ruang lingkup pendidikan antara lain :
a.       Pendidik
b.      Murid atau anak didik
c.       Materi pendidikan
d.      Perbuatan mendidik
e.       Metode pendidikan
f.       Evaluasi pendidikan
g.      Tujuan pendidikan
h.      Alat-alat pendidikan
i.        Lingkungan pendidikan
4.      Kegunaan ilmu pendidikan
            Kegunaan ilmu pendidikan antara lain :
a.       Menambah wawasan keilmuan yang berkaitan dengan eksistensi Allah dan seluruh ciptaan-Nya kepada anak didik
b.      Menguatkan iman dan memperkaya pandangan anak didik tentang sumber kehidupan manusia dan sumber ilmu pengetahuan
c.       Menjadi jihad di jalan Allah karena mengembangkan ilmu pendidikan merupakan ibadah
d.      Memberikan keterampilan hidup
e.       Mencerdaskan anak didik
f.       membentuk akhlak mulia
g.      Membentuk manusia yang memiliki kepedulian sosial
h.      Mengembangkan lembaga pendidikan yang bonafide.[3]

B.     Mutu pendidikan
     Mutu merupakan sebuah filosofi dan metodologi yang membantu institusi untuk merencanakan perubahan dan mengatur agenda dalam menghadapi tekanan-tekanan eksternal yang berlebihan.[4]
     Mutu dapat dikatakan ada apabila sebuah layanan memenuhi spesifikasi yang ada.Mutu merupakan sebuah cara yang  menentukan apakah produk terakhir sesuai dengan standar atau belum.
     Definisi relatif tentang mutu memiliki dua aspek antara lain :
a.       Cara pertama, penyesuaian diri terhadap spesifikasi, sering disimpulkan sebagai “sesuai dengan tujuan dan manfaat”. Kadangkala definisi ini sering dinamai definisi produsen tentang mutu. Mutu bagi produsen bisa diperoleh melalui produk atau layanan yang memenuhi spesifikasi awal yang telah ditetapkan dalam gaya yang konsisten. Para produsen menunjukkan bahwa mutu memiliki sebuah sistem, yang biasa disebut sistem jaminan mutu (quality assurance system), yang memungkinkan roda produksi menghasilkan produkproduk yang, secara konsisten, sesuai dengan standar atau spesifikasi tertentu. Sebuah produk dikatakan bermutu selama produk tersebut, secara konsisten, sesuai dengan tuntutan pembuatnya.
b.      Mutu dapat didefinisikan sebagai sesuatu yang memuaskan keinginan dan melampaui keinginan dan kebutuhan pelanggan. Definisi ini disebut juga dengan istilah, mutu sesuai persepsi (quality in perception). Mutu ini bisa disebut sebagai mutu yang hanya ada di mata orang yang melihatnya. Ini merupakan definisi yang sangat penting.[5]

C.    Minat belajar
     Minat adalah suatu masa lebih suka dan rasa ketertarikan pada suatu hal atau aktifilas, tanpa ada yang menyuruh.[6]Menurut kamus besar bahasa Indonesia, minat adalah kecenderungan hati yang tinggi terhadap suatu keinginan.[7] Belajar adalah sumua proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, Sebagai hasil pengalaman sendiri dalam interaksi di lingkungan.[8]
     Pendapat di atas, dapat di simpulkan minat belajar adalah suatu perasaan tertarik terhadap suatu objek tertentu. Seseorang dapat dikatakan berminat terhadap suatu objek apabila ia menyatakan perasaannya tertarik pada objek tersebut. Adapun minat belajar dalam penelitian ini adalah suatu rasa ketertarikan siswa dalam belajar.
     Seseorang memiliki minat belajar tinggi untuk mempelajari mata pelajaran, maka ia akan mempelajari pada waktu jangka tenentu. Misalnya seseorang yang tidak memiliki minat belajar maka seseorang tersebut tidak akan mencapai proses hasil belajar yang baik. Karena dia belajar tidak atas keinginan sendiri tetapi karena paksaan orang lain. Tetapi sebaliknya jika seseorang mempunyai minat untuk belajar meski ada yang mempengaruhinya, tetapi minat ini akan melekat pada dirinya dan belajarnya akan berhasil.
     Faktor -faktor yang mempengaruhi minat antara lain :
1.      Motif
          Menurut Natawidjaja, motif adalah dorongan yang membuat seseorang berminat melakukan sesuatu. Motif merupakan suatu tenaga (dorongan atau alas atau kemauan) dari dalam diri yang menyebabkan kita berbuat atau bertindak yang mana tindakan itu diarahkan kepada tujuan tertentu yang hendak dicapai.
2.      Perasaan
          Menurut Winkel, perasaan adalah aktifltas psikis yang didalamnya subyek menghayali nilai-nilai suatu obyek. Perasaan senang akan menimbulkan minat pula, yang diperkuat lagi oleh sikap yang positif.           Perasaan senang merupakan suatu keadaan jiwa akibat adanya peristiwa yang datang pada subyek yang bersangkutan. Jika seorang senang terhadap sesuatu akan berdampak terhadap minatnya terhadap minatnya tersebut.
3.      Perhatian
          Menurut Kartini, perhatian merupakan reaksi umum dari organisme dan kesadarannya yang menyebabkan bertambahnya aktifltas, daya kosentrasi dan pembatasan kesadaran terhadap satu objek. Perhatian akan menimbulkan minat seseorang jika subyek mengalami keterlibatan dalam obyek.
4.      Kondisi lingkungan
          Kondisi lingkungan yang mempengaruhi minat adalah lingkungan keluarga, lingkungan sekolah dan lingkungan masyarakat. Lingkungan tersebut merupakan lingkungan tingkah laku, karakter dan minat terhadap sesuatu. Didalam keluarga setiap individu belajar menggali bakat dan potensi yang ada dalam diri individu sehingga dapat berkembang dengan optimal. Lingkungan sekolah disamping sebagai tempat untuk tempat belajar juga dapat mempengaruhi perkembangan jiwa khususnya minat terhadap sesuatu. Disekolah diajarkan bagaimana menumbuhkan pengetahuan dan keterampilan yang nantinya dapat memunculkan minat terhadap sesuatu. Lingkungan masyarakat adalah lingkungan disekitar tempat tinggal. Tempat dimana seseorang berinteraksi dan bersosialisasi dengan orang lain. Lingkungan masyarakat akan mempengaruhi minat seseorang.
5.      Kondisi fisik
          Kondisi seseorang akan sangat berpengaruh terhadap minat. Orang yang memiliki fisik yang sehat tentu saja akan berbeda minatnya dibandingkan dengan orang yang lemah dan mempunyai cacat tubuh. Kondisi fisik adalah kemampuan fisik seseorang untuk mengerjakan kegiatan tertentu. Seseorang yang tinggal didalamnya dan disekitar individu yang sangat mempengaruhi minatnya. Lingkungan keluarga merupakan peletak dasar pola pemikiran suatu pekerjaaan yang relatif berat dan membutuhkan kondisi yang baik. Faktor fisik merupakan pendukung utama setiap aktivitas yang dilakukan. [9]

D.    Penyebab rendahnya kualitas laboratorium SMAN 1 Kedungwuni
      Penyebab rendahnya kualitas laboratorium SMAN 1 Kedungwuni antara lain :
1.      Tidak lengkapnya fasilitas laboratorium
            Laboratorium pendidikan adalah sarana dan tempat untuk mendukung proses pembelajaran yang didalamnya terkait dengan pengembangan, pemahaman, keterampilan, dan inovasi bidang ilmu sesuai dengan bidang pekerjaan yang ada pada bidang studi.[10]
            Yang menyebabkan rendahnya kualitas laboratorium SMAN 1 Kedungwuni yaitu tidak lengkapnya fasilitas laboratorium , seperti tidak lengkapnya bahan-bahan penelitian, serta alat-alatnya masih terbatas sehingga tidak bisa untuk penelitian individu tetapi kelompok.
2.      Tidak terawatnya sarana dan prasarana laboratorium SMAN 1 Kedungwuni.
            Sarana dan laboratorium adalah segala sesuatu yang dapat dipakai sebagai alat dalam mencapai maksud atau tujuan.Dengan kata lain sarana lebih ditunjukan untuk benda-benda atau peralatan yang bergerak.
            Contohnya sarana pada laboratorium adalah meja, kursi, buku,pulpen, kertas, rak dokumen, penggaris, alat absensi dan sebagainya.
            Prasarana adalah segala sesuatu yang merupakan penunjang utama terselenggaranya suatu proses.prasarana lebih ditunjukkan untuk benda-benda yang tidak bergerak.Sebagai contoh : ruang laboratorium dan sebagainya.
            Yang menyebabkan rendahnya kualitas laboratorium SMAN 1 Kedungwuni yaitu tidak terawatnya sarana dan prasarana laboratorium SMAN 1 Kedungwuni dikarenakan alat serta bahan-bahan penilitian yang banyak sedangkan orang yang merawat alat dan bahan-bahan penelitian itu terbatas sehingga menyebabkan tidak terawatnya sarana dan prasarana laboratorium SMAN 1 Kedungwuni.
3.      Tidak sesuainya fungsi laboratorium di SMAN 1 Kedungwuni dengan fungsi laboratorium sesungguhnya
                        Fungsi menurut kamus besar bahasa Indonesia adalah  kegunaan suatu hal, daya guna serta pekerjaan yang dilakukan.
                        Menurut Sumarjo (200523) fungsi laboratorium seperti tercantum dalam peraturan pemerintah nomor 5 lahun I990 pasal 27 yaitu bahwa laboratorium merupakan sarana penunjang jurusan dalam pembelajaran ipteks teetentu sesuai program studi yang bersangkutan.[11]  
                        Tidak sesuainya fungsi laboratorium di SMAN 1 Kedungwuni dengan fungsi laboratorium sesungguhnya, dikarenakan di SMAN 1 Kedungwuni laboratorium itu difungsikan sebagai ruang kelas tertentu sehingga ketika siswa kelas XII MIPA 1 ingin melakukan suatu percobaan atau penelitian di ruang laboratorium harus tukar kelas dan membuat kurang efisiennya waktu penelitian.

E.     Dampak dari rendahnya kualitas laboratorium terhadap prestasi siswa kelas XII MIPA 1 SMAN 1 Kedungwuni
      Dampak dari rendahnya kualitas laboratorium terhadap prestasi siswa kelas XII MIPA 1 SMAN 1 Kedungwuni antara lain :
1.      Minat belajar siswa kelas XII MIPA 1 SMAN 1 Kedungwuni menjadi rendah
2.      Hasil prestasi siswa kelas XII MIPA 1 SMAN 1 Kedungwuni menjadi menurun.

F.     Cara meningkatkan kualitas laboratorium SMAN 1 Kedungwuni
Cara meningkatkan kualitas laboratorium SMAN 1 Kedungwuni antara lain :
1.      Kebersihan dan kesehatan laboratorium
                        Usahakan agar laboratorium selalu dalam keadaan bersih dan rapih. Keberhasilan dapat di peroleh dengan melakukan perawatan baik sebelum dan sesudah praktek. Contoh menyapu dan mengepel sebelum dan sesudah praktek. Untuk menjaga kesehatan sebaiknya pergantian udara dan penerangannya langsung dari sinar matahari juga di perhatikan, jika ruangan tidak ber AC sebaiknya perlu di buri ventilasi yang cukup dan sesuai dengan luas ruangan. Tempat sampah sebaiknya juga tersedia minimal 1 buah untuk satu ruangan tetapi alangkah baiknya jika 1 unit kerja tersedia tempat sampah.
                        Sedangkan di SMAN l Kedungwuni tidak ber AC namun untuk penukaran udara dan cahaya sudah cukup baik karena dalam ruangan terdapat jendela yang cukup untuk penggantian udara dan penerangan langsung dari sinar matahari juga ditambah dengan lampu.

2.      Keamanan laboratorium
                        Keamanan adalah hal terpenting bagi siswa dalam melaksanakan kegiatan praktek di laboratorium. Hal hal yang harus di perhatikan dalam keamanan antara lain : dinding yang tidak sepenuhnya terbuat dari tembok tetapi merupakan perpaduan antara tembok dan jendela agar cahaya terang dapat masuk ke dalam ruangan jadi pada saat praktek siswa tidak terkena cairan dan hal- hal yang membahayakan siswa. Lantai laboratorium sebaiknya terbuat dari ubin yang tidak licin serta rata. hal ini betujuan agar siswa merasa aman saat praktek penilitian. Siswa sebaiknya juga memperharikan alas kaki saat bekerja di laboraturium. Contohnya: tidak menggunakan sandal atau sepatu yang berhak tinggi. Perhatikan juga pemasangan instalansi listrik pada tempat yang tidak membahayakan.                                  Peralatan laboratorium sebaiknya di atur dengan dengan baik dan sesuai lahap-tahap praktek penelitian, sehingga tidak mengganggu lalu lintas kerja dan memberi kesan teratur.

3.      Keindahan dan kelengkapan laboratorium
                        Laboratorium merupakan ruangan praktek untuk penelitian meskipun begitu keindahan dan kelengkapan juga harus di perhatikan. Keindahan dapat di peroleh dengan memperhatikan beberapa hal antara lain : warna dinding, tirai, gambar-gambar yang terpasang, sebaiknya warna yang di pilih jangan terlalu kontras, karena warna cukup mempengaruhi perasaan seorang dalam penelitian. Serta kelengkapan dapat di peroleh dengan memperhatikan barang-barang yang ada di dalam laboratorium.

4.      Membangun 4 ruang kelas lagi agar laboratorium itu tidak dijadikan sebagai ruang kelas tertentu dan bisa berfungsi sebagai mestinya yaitu sebagai ruangan penelitian .








BAB III
PENUTUP

A.      Kesimpulan

     Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan yang telah dijelaskan di bab terdahulu, maka kesimpulan yang dapat diambil dari penelitian ini adalah:
Ada pengaruh yang signifikan antara minat belajar siswa kelas XII MIPA 1 SMAN 1 Kedungwuni dan fasilitas laboratorium terhadap hasil belajar.
     Besarya pengaruh minat belajar dan fasilitas laboratorium ketrampilan tata busana terhadap prestasi siswa kelas XII MIPA 1 SMAN 1 Kedungwuni sebesar 32%.

B.  KRITIK DAN SARAN
       Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini jauh dari kata sempurna, walaupun demikian penulis berharap mudah-mudahan makalah ini ada manfaatnya. Tak lupa penulis ucapkan trima kasih yang tak terhingga kepada semua pihak yang terlibat, sehingga makalah ini telah selesai pada waktunya. Mudah-mudahan amal kebaikan kita dapat digantikan dengan pahala yang berlipat ganda. Amin












DAFTAR PUSTAKA

Tatang S.( 2012).Ilmu Pendidikan .Bandung : CV.Pustaka Setia.

Suardi.Moh.(2012).Pengantar Pendidikan.Jakarta: PT. Indeks.
           
Sallis.Edward.(2011).Manajemen Mutu Terpadu Pendidikan.Jogjakarta : Ircisod.
           
Slameto.(2002).Belajar (Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya).Jakarta : PT.Asdi Mahasatwa.
           
DEPDIKBUD.(2003).Kamus Besar Bahasa Indonesia.Jakarta : Balai Pustaka.

Astuti.Endang Tri.(1990).Pengantar Psikologi.Semarang : UPT MKDK UNNES.

Sumarjo.(2005).Manajemen Laboratorium (Pelatihan Tenaga Teknisi Laboran LPTK).Yogyakarta : Fakultas Teknis UNY.



[1] Tatang S.,Ilmu Pendidikan ,(Bandung : CV.Pustaka Setia, 2012),hlm.13

                [2] Moh.Suardi,Pengantar Pendidikan, (Jakarta: PT. Indeks,2012),hlm.71
[3]Tatang S., Op.Cit, hlm.22-58
                [4] Edward Sallis,Manajemen Mutu Terpadu Pendidikan,(Jogjakarta : Ircisod,2011),hlm.33
                [5] Ibid., hlm.53-54
                [6] Slameto,Belajar (Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya),(Jakarta : PT.Asdi Mahasatwa, 2002),Hlm.180
                [7] DEPDIKBUD,Kamus Besar Bahasa Indonesia ,(Jakarta : Balai Pustaka, 2003)  Hlm.744
                [8] Ibid., hlm.2
[9] Endang Tri Astuti,Pengantar Psikologi,(Semarang : UPT MKDK UNNES,1990)  Hlm.108

                [10] Sumarjo,Manajemen Laboratorium (Pelatihan Tenaga Teknisi Laboran LPTK),(Yogyakarta : Fakultas Teknis UNY,2005),hlm.3
                [11] Ibid., hlm.3

0 komentar:

Posting Komentar